Project Details
Project Name : Global Warming Responsive House
Clients : Indonesian Islamic University
Building Type : House
Location : Yogyakarta, Indonesia
Site area : 200 m2
Gross floor area : 180 m2
Building heights : 2 storey, 10 meters
Status : Second Place Winner
Team : Leonardus Chrisnantyo
Responsible : Develop the main concept and idea of the design
English
Global Warming responsive house is definitely the concept of green architecture and sustainable archictecture, wow, it looks like people Indoensia not yet able to apply both concepts stretcher. Rather than bother to make the house truly responsive global warming, we better try to create a home design that forced many residents to be more active outside the home. Well, how so? For the biggest energy waste is when we're in the house watching TV, turn on lights, play games, and other electronic devices. With a lot of activity outside the home, then energy use will decrease.
Indonesia
Kompetisi ini sudah cukup lama, yang mengadakan waktu itu Universitas Islam Indonesia, kalau ga salah waktu Dies Natalisnya. Kebetulan Jurusan Arsitekturnya membuat saymebara kecil dengan Bapak Ir. Munichy B. Edrees (Ketua IAI Jogja) sebagai jurinya. Sayangnya informasi yang sampai ke Jutap UGM agak terlambat, jadi buru-buru mengerjakannya, jadi ketika muncul ide, ya sudah ide itu saja yang dipakai, dengan detail-detail penyelesaian saat eksekusi langsung. Eh, kebetulan kok bisa juara II, waktu itu juara I - III nya juga dari UGM, Mas Agusta Mahardika dan Mas Dion Nurtanto.
Ide untuk design entry ini muncul dari keprihatinan saya terhadap penggunaan barang-barang elektronik di rumah tinggal sebagai satu-satunya media hiburan. Kondisi ini membuat banyak penghuni rumah menghabiskan waktunya di depan televisi, komputer dan lain-lain, bahkan saat sedang tidak digunakan pun alat-alat tersebut masih saja tetap menyala. Nah, makanya saya buat desain yang memaksa penghuni untuk mau mengurangi penggunaan peralatan elektroniknya (Televisi, AC, Komputer)untuk bisa bermain (mendapat hiburan) melalui interaksi dengan lingkungan, seperti berkebun. Dengan demikian akan ada dua keuntungan yang bisa didapat, penggunaan energi yang hemat dan interaksi sosial yang tinggi.

Sertifikatnya
4 comments:
wah mas Chris lagi2 menang, ehehe.. tapi itu kamar mandi kecil banget, sekalian aja bikin di luar biar lebih vulgar.. ahaha..
mampir juga ya di blogku,tapi blog bekas kuliah Arsitektur Dijital dulu sih..
Galih
(winastwan.wordpress.com)
oke mas Galih, iki wis suwi tenan sayembarane..mbiyen ki pokmen rampung!
nek kamar mandi ki cilik wae, men ora okeh2 buang air..hehehe..
sing evolo dipajang no..
Sudah dipajang Mas Dion, dipaling atas!hehehe..
Posting Komentar