Sabtu, 17 April 2010

GG House-Futurarc Prizes 2010




Panel 01



Panel 02



Project Details

Project Name :
GG House
Organizer :
FuturArc Magazine
Building Type :
House
Location :
Kota Gede,
Yogyakarta, Indonesia
Building heights :
5 storey, 20 meters
Status :
Competition Entry
Date :
4th quarter 2009
Team’s code :
S_114734
Teams :
Leonardus Chrisnantyo
Responsible :
Develop the main concept and idea of the design

English

GG House come from the words Generations to Generations House. It’s a new perspective of housing. By living vertical and make a roof garden as the green space, it can make live in the air just like live on the ground. Compare with horizontal living, GG House makes more green space as the used of the roof top. The roof garden at second-floor going to be used as a garden for the third-floor. The house is developed wit 4 phases, the first phase for the first generation, when one of their children needs to has their own house, the second phase begin. Until the fourth phase. After the fourth phase, the first generation should be pass away, that way the first phase unit can be used for the fifth generation.

Indonesia

Futurarc secara reguler mengadakan sayembara desain bangunan hijau, dimana kompetisi diadakan di akhir tahun. Tahun 2010 kembali futurarc mengadakan sayembara bertema Green Building dalam skala rumah dengan judul
Home for Ecological Living in Asia. Dalam kompetisi ini saya tidak dalam tim tetapi mencoba menuangkan ide dan konsep secara individual.

Saya mengambil permasalahan di Kota Gede, dimana waktu terjadi Gempa di Jogjakarta, saya ditugaskan untuk menjadi tim surveyor inventaris aset Kota Gede. Nah, disitu saya cukup kaget dengan permasalahan yang ada, dimana hampir tidak tersedia lahan kosong untuk bermain. Usut punya usut, ternyata gara-gara status kepemilikan tanah selalu diwariskan ke generasi berikutnya, nah sialnya generasi yang lebih muda selalu membagi tanah warisan tersebut kepada masing-masing anggota keluarganya, lalu dibangunlah rumah. Saya membayangkan jika dulu tanah tersebut tidak dibagi, dan generasi muda dapat tinggal di rumah yang sama dengan generasi sebelumnya, pasti saat ini Kota Gede masih banyak menyisakan lahan terbuka hijau.

Melihat permasalahan tersebut, munculah ide untuk membuat
GG House, yaitu Generation to Generation House, dimana rumah tumbuh sesuai dengan jumlah keturunannya. Keuntungan dari desain ini, rumah dapat dibangun secara bertahap sampai 4 generasi dan kemudian generasi terakhir akan mengulangi siklus dari awal. Untuk menyeimbangkan hunian horizontal ke dalam hunian vertikal, saya tetap membuat Green Roof sebagai halam masing-masing unit bangunan. Sehingga Kultur masyarakat Kota Gede yang harus merasa memiliki tanah sebagai pekarangan, dapat terpenuhi walaupun hidup secara vertikal.

1 comments:

Chris mengatakan... at 18 Mei 2010 pukul 09.13

Dalam desain in saya merasa mantap sekali dengan idenya tentang ecological living, sayang mungkin eksekusinya kurang luar biasa..Tetap semangat!

Posting Komentar